Saturday, August 27, 2011

Sejuk-Sejuk Panas Musim Kemarau


i.
Ratib dan jerkah nasionalis
meruap di perjalanan nasib
berjelaga di perabung rumah peradaban
kita pun dihenyak-henyak
persepsi demi persepsi, tentang siapa
wira pembela tamadun bangsa.

Di hulu-hulu desa
warganya begitu, begitu juga
kerap tersedak dengan memorandum
pembelaan dan kemajuan
yang dipuputkan angin gunung
musim-musim ghairah
ya, anak-anak muda yang terbabas
di pertengahan korikulum
sebahagiannya mewarisi nasib kedunguan desa
dan selebihnya
merempuh rentak metro di kota-kota.

Di kota-kota
warganya dimabukkan rentak komersial
dibebani berahi budaya boros cop jenama
kadang-kadang dibuai mimpi futuristik
dan berpijar berebutan laba dan kuasa.

Di puncak-puncak menara ilmu
kajian dan teori modenisasi
bangsa baharu
hanya dingin-dingin beku
di dewan-dewan seminar
mungkin bukan untuk dipraktiskan
kerana tiada jaminan penambahan undi
penguasa.

Demikian,
hidup ini akan terus dibebani
sengguk persepsi demi persepsi
untuk kelangsungan tahta sang politikus.

Dan sejarah malap bangsa
akan tercatat lagi
lalu kita akan melopong
dan meratapinya
semusim lagi.

ii.
Apakah makna kemerdekaan ini
hanya pesta kibaran bendera
dan lolongan sajak-sajak ampu terampu
sedang hidup ini
gelisah dan curiga
dibebani sengguk persepsi
sang politikus
hari ke hari.


Brirasa
Ipoh – Alor Setar
22Julai - 10 Ogos 2011

No comments:

Post a Comment